Tahun 2020, PDAM Tirta Bhagasasi memproyeksikan 60 persen masyarakat di Kabupaten Bekasi dapat terlayani air bersih. Untuk mencapai hal itu, akan dilakukan berbagai langkah dan peningkatan kerjasama dengan pihak ketiga.
Selain itu, tentu mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten dan Kota Bekasi dalam membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk meningkatkan kapasitas air bersih.
Dua hal itu menjadi keinginan dua pemilik PDAM Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Hal itu sesuai kewajiban pemerintah dalam menyediakan air bersih bagi kebutuhan masyarakat.
Penjelasan tersebut diungkapkan Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Usep Rahman Salim S.Sos, MM yang kembali dipercaya memimpin perusahaan daerah milik dua pemerintahan tersebut, periode 2016 sampai 2020.
Untuk mencapai hal itu, lanjut Usep, pihaknya akan meningkatkan produksi air bersih guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat pelanggan.
Peningkatan kapasitas, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan IPA yang ada, dan membangun instalasi sesuai kemampuan keuangan. Saat ini, untuk mendistribusikan air ke pelanggan, sudah dibangun pipa Jaringan Distribusi Utama (JDU) ke wilayah selatan dan wilayah utara Bekasi.
Tetapi untuk empat tahun kedepan, langkah pertama dilakukan adalah membeli air curah dari pihak ketiga, termasuk dari Perum Otorita Jatilur (POJ) melalui Jasa Tirta ll. Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang akan membangun disribusi pipa induk dari Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta ke Jakarta.
Sebab dalam program itu, akan dibangun pengolahan air bersih oleh PJT ll, dan PDAM akan membeli air curah siap pakai untuk dijual kepada pelanggan. “Dengan membeli air curah jauh lebih efisien dibanding membangun IPA yang membutuhkan investasi sangat besar,” ungkak Usep Rahman Salim.
Pembelian air curah, juga dilakukan dengan Moya dan Waterindo. Kemudian, akan terus meningkatkan dan mengoptimalkan serta menambah skema program dan pendanaan pembangunan (SPAM) dan pengembangan wilayah pelayanan.
Kehilangan Air
Untuk mengurangi kehilangan air, akan dilakukan pengadaan alat deteksi kebocoran. Melalui alat tersebut, dapat mendeteksi pipa-pipa yang bocor terutama jaringan di dalam tanah yang tidak terlihat secara kasat mata dan harus melalui alat deteksi.
Kehilangan air, dapat diakibatkan berbagai penyebab, antara lain akibat pipa bocor karena pipa sudah tua, faktor alam dan akibat tekanan atau beban terutama di jalan raya mengakibatkan terjadi pergeseran pipa dan pipa dapat pecah.
Khusus untuk kebocoran, menjadi perhatian tersendiri. Sebab mengurangi kebocoran atau kehilangan air satu persen saja, sangat sulit. Target pihaknya kata Usep Rahman Salim, tahun 2020 kehilangan air maksimal 25 persen dari total produksi.
Untuk kehilangan air, batas normalnya sesuai kentuan BPSPAM 27 persen, dan ketentuan Kementerian Keuangan 23 persen. “Kita tetap berupaya angka 23 persen, tetapi kehilangan air diangka 25 persen menjadi target kita, ” Usep menambahkan.
Tahun 2016/2017 katanya, pihaknya akan menambah kapasitas produksi 1.116 liter perdetik, tahun 2018/209 sebanyak 400 liter perdetik. Maka, dari proyeksi itu, akan terjadi penambahan kapasitas produksi 1.825 liter per detik.
Sehingga, tahun 2020 mendatang, kapasitas produksi PDAM Tirta Bhagasasi menjadi 3.260 liter perdetik untuk melayani air bersih 60 persen penduduk Kabupaten Bekasi yang saat ini tahun 2016 sekitar 2,6 juta jiwa.
Kondisi kapasitas produksi PDAM Tirta Bhagasasi hingga Juli 2016, sebanyak 2.795 liter per detik, dan jumlah pelanggan 201.461 sambungan langsung (SL).
Guna mencapai program tersebut, Usep menambahkan, tentu harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang ada. Maka, untuk meningkatkan SDM tersebut, secara bertahap dan terprogram, akan dilakukan dan ditingkatkan pelatihan-pelatihan terhadap semua jajaran pegawai.
Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, profesionalisme dan kemampuan para pegawai akan meningkat. Semuanya itu dilakukan guna meningkatkan cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat baik di Kota dan Kabupaten Bekasi. (jon)