Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan, persoalan pencemaran Kali Bekasi menjadi tanggung jawab semua pihak. Pencemaran di Kali Bekasi tahun ini disebut yang terparah, terutama periode 13 September 2023 hingga saat ini.
“Ini musim kemarau, belum lagi El Nino dan sebagainya, perubahan iklim. Ini memang harus benar-benar kita (jaga) bersama,” kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, Senin (18/9/2023).
Menurutnya, pencegahan pencemaran kali dimulai dari sendiri, lingkungan rumah sendiri. “Jangan bangun beton semuanya. Kalau bisa, naturalisasi, rumput dibanyaki, tanaman dibanyaki. Bumi ini bisa menyimpan air,” bebernya.
Sehingga saat musim kemarau, tidak kekeringan dan musim hujan tidak kebanjiran.
Saat ditanya terkait koordinasi dengan kementerian terkait untuk mengungkap pelaku pencemaran, Diana mengatakan, koordinasi selalu ada di tingkat pusat dan daerah.
“Yang menangani bukan PUPR saja, ada KLHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ada wilayah kota. Ini yang harus bersama-sama karena itu masalah kita bersama. Industri juga buang limbah sembarangan, kita juga buang sampah sembarangan, kapan kita bisa memiliki lingkungan yang bersih,” ungkapnya.
Sementara itu, Perumda Tirta Patriot Kota Bekasi mendata, pencemaran terparah di Kali Bekasi terjadi pada September 2023. Total, ada enam kali terjadi pencemaran di Kali Bekasi dalam periode Maret-September 2023.
“Pencemaran limbah selalu terjadi di Kali Bekasi. Sejak Maret sudah ada enam kali pencemaran dan terparah adalah tanggal 13 September hingga sekarang,” kata Dirut Perumda Tirta Patriot, Ali Imam Faryadi. (tim media)