Angka stunting pada anak usia balita di Kabupaten Bekasi masih tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah setempat bersama lembaga terkait lainnya.
Hasilnya menggembirakan karena terjadi penurunan sejak tahun 2022 hingga 2024. Namun saat ini masih tergolong tinggi
Tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Bekasi berhasil menurunkan angka stunting dari 23,2 persen menjadi 18,4 persen.
Tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Bekasi menargetkan angka prevalensi stunting di bawah 10 persen.
Menurut Asisten Daerah Pemerintahan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti, keberhasilan penurunan ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara dinas terkait.
“Tidak hanya lembaga pemerintahan yang terlibat dalam penanganan stunting. Tapi juga pelaku industri, perguruan tinggi, Baznas, dan masyarakat,” katanya kemarin.
Menurut data Dinas Kesehatan setempat, ada 3.948 anak mengalami stunting di Kabupaten Bekasi. Salah satu penyebabnya adanya pendatang baru dan warga yang kurang gizi pada usia anak.
Peran 51 Petugas Puskesmas se-Kabupaten Bekasi, diharapkan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu yang mempunyai anak balita, serta peran para petugas di Posyandu.
Pencegahan stunting harus dimulai sebelum remaja putri sebelum menjadi ibu. Mereka sejak usia remaja, sudah ada pemberian vitamin. Jadi penanganan stunting harus dilakukan terintegrasi lintas sektor..
Paling mendasar memelihara kesehatan, lingkungan hidup yang bersih, hingga kecukupan pangan yang bergizi dan pemberian makanan tambahan bagi balita. (tim media)


