Sebanyak 70 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Senin (12/9/2018) melakukan kunjungan kerja ke PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Cabang Babelan.
Para CPNS itu, sedang mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) dibawah bimbingan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meninjau pelaksanaan Uprating (penambahan kapasitas) Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dilakukan sebelumnya.
IPA yang sebelumnya berkapasitas produksi 50 liter per detik, setelah di uprating menjadi 125 liter per detik. Uprating, sebelumnya dilaksanakan KemenPUPR atas IPA milik PDAM Tirta Bhagasasi tersebut.
Direktur Umum PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Ulan Ruslan mengatakan kunjungan tersebut sebagai kehormatan kepada pihaknya, setelah KemenPUPR menguprating IPA kapasitas 50 liter per detik menjadi 125 liter per detik. Dengan uprating ini, PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi mampu memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan yang ada di wilayah Babelan.
Ia berharap kunjungan para CPNS ini dapat membantu pemerintah di bidang air, apalagi, untuk wilayah Babelan yang kondisi air bakunya sangat parah diduga tercemar limbah domestik, dan industri.
Pimpinan project kegiatan dari Puslitbang KemenPUPR, M Tohir menjelaskan, dipilihnya PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Cabang Babelan mengenai uprating IPA karena ini adalah project pertama dari kementeriannya, dan perdana pula bagi Litbang dengan bentuk IPA kerucut.
Untuk uprating katanya, ada beberapa persyaratan yang dipenuhi PDAM. Kemudian, persyaratan itu sudah dimiliki PDAM Tirta Bhagasasi, seperti memiliki IPA cadangan, tidak dalam kategori merugi, kebocoran (NRW) tidak tinggi, memiliki SDM dalam pengoperasian dan lainnya.
“Kalau kita melakukan uprating sendiri biayanya mahal karena harus ada IPA dan lahan. Maka untuk pelaksanaan kerja sama dengan PDAM yang sudah memiliki IPA,” katanya.
Tohir kepada CPNS itu mengatakan, pengolahan air di PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, mengambil sumber air baku dari air permukaan (Tarum Barat/Kalimalang). Ia mengimbau semua pihak harus menjaga sumber air dan lingkungan, sehingga air baku untuk PDAM terjamin kualitasnya.
“Kita dilarang cemari sumber daya air. Air bersih bukan hanya untuk kita, namun untuk generasi kedepan, dan kelestarian sumber daya air harus dijaga,” katanya.
Menurutnya, air dari Tarum Barat itu kualitasnya bagus untuk air baku PDAM sejak dari Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Namun, dalam perjalanan di Kalimalang atau Tarum Barat, dan sungai terbuka, ada masyarakat yang tidak sadar akan lingkungan dengan membuang limbah domestik ke sungai. Bahkan ada kemungkinan membuang limbah industri, sehingga air baku yang ada di sini tercemar.
Tohir mengimbau agar semua lapisan masyarakat menjaga kualitas air dan kondisi lingkungan.
Kunjungan serupa akan dilanjutkan besok, Kamis (13/9/2018) dengan peserta gelombang kedua. (Jonder Sihotang)
Sumber : independensi