Hasil riset Fakultas Teknik Universitas Indonesia bersama Institute for Sustainable Futures University of Technology Sydney menunjukkan, sekitar 60 persen sumber air tanah di wilayah Kota Metro, Provinsi Lampung dan Bekasi, Provinsi Jawa Barat, telah tercemar bakteri Escherichia coli. Hal ini, menunjukkan air minum dari sumber air tanah secara umum masih belum aman dikonsumsi masyarakat.
Penelitian ini, dilakukan untuk menilai kualitas mikroba terhadap lebih dari 500 sumber air tanah di kedua wilayah tersebut pada periode 2020-2022.
“Sebanyak 36 juta orang di perkotaan masih menggunakan self-supply, yakni mengadakan dan membiayai sendiri air minum dari sumber air tanah,” ujar Ketua Program Studi Teknik Lingkungan FT UI Dr. Cindy Rianti Priadi, yang dikutip dari website UI pada Rabu (7/2/2024).
Hasil penelitian ini membuka ruang diskusi terkait kualitas air tanah dan air permukaan serta akses terhadap penyediaan air minum.
Hasil diskusi menyimpulkan bahwa, pemerintah perlu mendorong upaya transisi dari penggunaan air tanah menuju ke penggunaan air perpipaan untuk meningkatkan kualitas air minum sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat jangka panjang, mencegah penurunan muka air tanah, serta mengintegrasikan distribusi air minum oleh pemerintah. (sumber: web UI)