BEKASI – Pihak Perum Jasa Tirta (PJT) II hingga kini, belum memperbaiki talang irigasi yang ambruk di Kampung Bulak Mangga, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Dampaknya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kantor Cabang Pembatu (KCP) Tambelang, sama sekali tidak dapat memproduksi air bersih untuk disalurkan kepada pelanggan.
Mulai Senin (23/9/2019) pukul 19.00 WIB, pengolahan air terhenti total. Jadi, sejak Selasa sore, kami terpaksa membagikan air ke pelanggan menggunakan mobil tangki. Tapi, distribusi air ke pelanggan melalui mobil, sangat terbatas, ujar Kepala PDAM KCP Tambelang, Muhamad Hidayat, Kamis (26/9/2019).
Dikatakan, air diambil dari PDAM KCP Sukatani dan disalurkan kepada pelanggan. Cara ini sifatnya sementara sambil menunggu perbaikan saluran oleh PJT II. Semoga saja saluran irigasi untuk air baku PDAM, segera diperbaiki sehingga pelayanan air kepada 1.130 pelanggan di Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, segera normal kembali.
Diberitakan sebelumnya, saluran air baku di SS Pisang Batu, Kampung Bulak Mangga Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, kembali ambruk, sehingga PDAM KCP Tambelang, kesulitan air baku untuk diolah. Sebelumnya, Direktur Teknik PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Johny Dewanto mendesak agar PJT II segera memperbaiki saluran air yang rusak.
Selama saluran tidak ada perbaikan, kami akan kesulitan air baku untuk diolah. Maka katanya, bagaimana caranya agar pihak PJT II dapat mengatasinya. Saluran irigasi SS Bulak Mangga Cikarang Barat, pada Februari 2019 lalu saluran, sudah ambruk.
Tapi, pihak Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur sebagai pengelola saluran irigasi, membangun saluran sementara berupa plat besi. Tetapi, Senin (23/9/2019) pukul 14.30 WIB, saluran sementara besi plat, kembali ambruk. Dampaknya, air baku ke Instalasi Pengoahan Air (IPA) PDAM KCP Tambelang, terganggu, dan tidak dapat mengolah air bersih.
IPA Tambelang, kapasitas produksi 20 liter per detik. Jumlah pelanggan tercatat sebanyak 1.130 sambungan langganan (SL), kini tidak mendapat air bersih. Dampak kerusakan saluran irigasi itu, bukan hanya dirasakan PDAM, tetapi, petani di sana juga akan kesulitan air untuk mengairi ratusan hektare persawahan.
(Sumber: Independensi)