Perusahaan Umum Daerah Tirta Bhagasasi masih menjadi destinasi favorit pihak eksternal dari berbagai wilayah di Indonesia yang ingin mempelajari berbagai hal terkait pengelolaan pelayanan air minum.
DPRD Buton Tengah Studi Tiru Ke Perumda Tirta Bhagasasi
Pada Kamis (9/1/2025), Perumda Tirta Bhagasasi menerima kunjungan rombongan dari Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Rombongan terdiri atas Direktur Perumda Oeno Lia yang hadir bersama unsur legislatif dari Badan Pembuatan Peraturan Daerah DPRD Buton Tengah serta dari unsur legislatif diwakili kepala bagian ekonomi dan kepala bagian hukum Pemerintah Kabupaten Buton Tengah.
La Goapu selaku ketua rombongan mengatakan bahwa tujuan kedatangan mereka ialah ingin belajar dari pengalaman Perumda Tirta Bhagasasi yang sempat melayani kebutuhan air bersih di dua wilayah administratif sekaligus, meski kini tengah dalam proses pemisahan yang belum sepenuhnya rampung.
“Kebetulan kami juga merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Buton. Saat ini kami tengah dalam proses penyusunan peraturan daerah perihal penyertaan modal sehingga perlu banyak masukan dari yang sudah berpengalaman,” kata La Goapu.
Kepala Bagian Ekonomi Pemkab Buton Tengah Fitra menambahkan, sejak awal pendirian Perumda Oena Lia, tidak ditindaklanjuti dengan penyusunan Perda Penyertaan Modal. Pemkab Buton Tengah hanya memberikan modal pendirian yang disepakati sebesar Rp 30 miliar.
“Itu pun belum sepenuhnya dibayarkan, baru Rp 19,5 miliar dan masih ada sisa Rp 10,5 miliar. Lalu untuk ketentuan penyertaan modal yang masih dibahas perdanya, tentu perlu ada rencana bisnis dari Perumda Oena Lia, dan ini yang ingin kami pelajari dari Perumda Tirta Bhagasasi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Teknik Perumda Tirta Bhagasasi Johny Dewanto yang menerima kedatangan rombongan mengatakan, pihaknya pun belum sepenuhnya menerima penyertaan modal yang dijanjikan Pemkab Bekasi sebesar Rp 4 triliun agar bisa melayani kebutuhan air warga Kabupaten Bekasi secara menyeluruh.
“Namun penyertaan modal tersebut baru terealisasi total sekira Rp 500 miliar yang dibayarkan dalam beberapa tahap, tidak pasti setiap tahun ada,” ucapnya.
Direktur Umum Perumda Tirta Bhagasasi Ahmad Firdaus yang juga menerima rombongan menambahkan, tersendatnya penyertaan modal dari Pemkab Bekasi tak serta merta menghambat roda perusahaan karena pelayanan air bersih kepada masyarakat harus tetap berjalan.
“Maka dari itu, kami libatkan pihak ketiga untuk bekerja sama dalam memastikan pelayanan air bersih kepada warga. Melalui investasi pihak ketiga ini kami tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk membangun jaringan perpipaan, melainkan cukup menyiapkan pipa distribusi yang langsung menyentuh pelanggan,” katanya. (tim media)