Pemkab Bekasi mendata, warga yang terdampak bencana kekeringan mencapai 53.246 kepala keluarga atau 178.176 jiwa yang tersebar di 11 kecamatan atau tepatnya berada di 47 desa se-Kabupaten Bekasi. Data tersebut diambil hingga per Sabtu ini.
Tak hanya itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi juga mendata sebanyak 24.491 hektare lahan pertanian dilanda kekeringan. Lalu, 4.147 hektare lahan pertanian lainnya terancam atau berpotensi mengalami kekeringan apabila tidak turun hujan dalam waktu dekat ini.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika awal musim hujan terjadi pada November ini.
Lahan pertanian yang terdampak kekeringan atau terancam kekeringan, menyebabkan produksi bahan pangan yakni beras, terhambat. Kabupaten Bekasi sebagai salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat, mengalami kekurangan hasil panen padi. Berdampak terhadap ketersedian pangan di Jawa Barat, yang semakin menipis.
Pemkab Bekasi memiliki stok pangan atau cadangan pangan pemerintah daerah mencapai 90 ton di gudang Bulog. Sedianya, cadangan beras tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakat hingga November 2023 namun pada Oktober 2023, sudah habis disalurkan kepada masyarakat terdampak kekeringan.
Pemkab Bekasi menggalakkan kampanye alternatif bahan pangan untuk mengatasi ketergantungan terhadap beras. Selain itu, Pemkab Bekasi mengoptimalkan program pompanisasi dan normalisasi sungai-sungai untuk mengatasi kekeringan, terutama di lahan produktif pertanian seperti di Kecamatan Kedungwaringin, Pebayuran, dan Sukawangi. Lalu, Kecamatan Sukatani, Sukakarya, Cikarang Barat, Babelan dan Bojongmangu yang masih produktif menghasilkan padi. (sumber: antaranews)