BEKASI – Ketersediaan air baku untuk kebutuhan air bersih, saat ini menjadi masalah. Kalau dulu tahun 1981 keberadaan air baku menjadi peluang besar, karena pelanggan PDAM saat itu masih sedikit.
Tapi saat ini tahun 2019 ketika jumlah penduduk terus bertambah, ketersediaan air baku, menjadi kendala utama.
Tahun 1981, pelanggan masih ribuan. Tapi saat ini jumlah pelanggan sudah sekitar 270.000 sambungan langganan (SL). Dulu air kali masih bisa diolah dijadikan air baku PDAM. Tapi saat ini, hanya Saluran Tarum Barat Kalimalang sumber air baku. Itupun air Kalimalang sebagian besar untuk kebutuhan warga Jakarta.
Maka, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat 100 persen akibat ketersediaan air baku, sulit tercapai. Demikian diungkapkan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim saat acara halal bil halal keluarga besar PDAM tersebut, Rabu (19/6/2019).
Saat ini tambah Usep, cakupan layanan air bersih di Kota dan Kabupaten Bekasi, masih dibawah 40 persen. Sedang jumlah penduduk di daerah tersebut sedikitnya 5 juta jiwa. Karena itu, menjaga sumber-sumber air perlu dilakukan. Sebab, kebutuhan air bersih kedepan akan semakin meningkat, katanya.
Sebagaimana diketahui, Sungai atau Kali Bekasi yang hulunya dari Kabupaten Bogor, dulu dapat digunakan sebagai air baku PDAM. Tapi saat ini, airnya sudah tercemar limbah. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah, perlu melakukan terobosan untuk merestorasi Kali Bekasi. (jonder sihotang)
(Sumber: independensi)