Direksi bersama pejabat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019) mendatangi PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Jawa Barat.
Kedatangan rombongan PDAM Cilacap yang dipimpin Direktur Utamanya Bambang Yulianto, dan Direktur Teknik Endar Budi Sasongko, ingin mengetahui pengalaman PDAM Tirta Bhagasasi, terkait kerjasama investasi dengan badan usaha swasta.
Rombongan diterima Direktur Teknik dan Direktur Usaha PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Johny Dewanto dan Maman Sudarman, bersama beberapa kepala bagian. Kepada rombongan PDAM Tirta Wijaya, dipaparkan bagaimana dan apa saja yang akan dipenuhi dan dilakukan dalam kerjasama investasi terebut.
Dalam kerjasama investasi dengan badan usaha swasta ujar Johny dan Maman, sudah ada regulasi dari pemerintah pusat. Diantaranya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015, tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau pihak ketiga dalam penyediaan infrastruktur.
Sebagai petunjuk teknis (juknis) lapangan atas PP dan Perpres tersebut, kemudian Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) mengeluarkan peraturan menteri (Permen) nomor 19/PRT/M/2016 tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah dalam kerjasama penyelanggaraan (SPAM).
Dalam Permen PUPR diatur kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Peraturan Menteri ini, dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi pemberian dukungan oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah dalam kerjasama.
Itulah dasarnya PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi melakukan kerjasama dengan badan usaha swasta, dan sudah dilakukan sejak 2013. Kerjasama itu, merupakan salah satu terobosan direksi untuk meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat. Saat ini sudah ada lima perusahaan swasta yang kerjasama dengan PDAM Tirta Bhagasasi, katanya.
Direktur Utama PDAM Tirta Wijaya Bambang mengakui, pihaknya baru akan melakukan kerjasama investasi dengan badan usaha swasta. Saat ini sudah ada pembukaan dan sudah ada 13 pengusaha yang mendaftar dalam kerjasama tersebut.
“Untuk itulah kami study banding ke PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sehingga dalam pelaksanaan nanti, sudah sesuai aturan yang berlaku,” katanya.
Menjawab Independensi, Bambang mengakui saat ini pihaknya baru mampu memproduksi air bersih 700 liter perdetik. Sedang jumlah sambungan langganan (SL) atau pelanggan sekitar 80.700 SL. Selain melayani masyarakat, pihaknya juga melayani industri seperti Pertamina, Pelabuhan, PLTGU dan pabrik semen Holcim dan lainnya.
Dari produksi 700 liter perdetik, 70 persen melayani masyarakat rumah tangga, dan 30 persen untuk industri. Ia mengakui air baku salah satu kendala yang mereka alami. Air baku kami dari sungai.
Tapi tiga bulan dalam setahun, air sungai terkontaminasi air laut sehingga dalam produksi mengalami kesulitan. Maka, dalam kerjasama nanti, investor harus bisa mengolah air sungai yang sudah bercampur air laut.
Direktur Usaha PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi menyampaikan, saat ini jumlah pelanggan mereka sekitar 240.000 SL, dan kapasitas produksi sekitar 3.000 liter perdetik.
Dalam perencanaan bisnis hingga 2023 tambah Direktur Tekni Johny Dewanto, pihaknya menargetkan sekitar 420.000 SL, dan kapasitas produksi sekitar 4.500 liter perdetik, sehingga mampu melayani sekitar 70 persen penduduk Kabupaten Bekasi. (jonder sihotang)
(Sumber: independensi)