Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan menyatakan, pemerintahannya masih terus mengevaluasi dan mengaji apakah setuju kerja sama dengan program Sistem Penyediaan Air Minum Djuanda /Jatiluhur II. Sebab, harga air bersih yang ditetapkan terlalu mahal, sementara daya beli masyarakat Kabupaten Bekasi, masih sangat terbatas.
Sasaran SPAM Regional Jatiluhur II adalah masyarakat di perumahan menengah ke bawah, dan perkampungan. Sementara harga air yang ditetapkan Rp 14.000 per meter kubik. Ini harganya terlalu tinggi apalagi semula SPAM ini masuk Program Strategi Nasional (SPN).
“Mestinya yang namanya PSN, apalagi terkait penyediaan air bersih atau air minum, harga jualnya kepada masyarakat lebih murah. Tapi yang ditawarkan sangat mahal, tidak sesuai daya beli masyarakat. Karena itu, kemungkinan besar untuk Kabupaten Bekasi, program SPAM II ini, ditunda dulu. Tapi kalau SPAM Regional I, kita sudah tanda tangani kesepakatan. Bahkan, dari 100 liter per detik, kemungkinan akan kita tambah jadi 200 liter per detik untuk melayani masyarakat wilayah Kecamatan Tarumajaya sekitarnya,” kata Dani, pekan lalu saat meresmikan Kantor Perumda Tirta Bhgasasi Cabang Cikarang Pusat.
Sebagaimana diketahui, guna percepatan pelaksanaan proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Ir. H. Djuanda/Jatiluhur II, dibangun Kementerian PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).
Tujuan proyek ini untuk menambah cakupan layanan air bersih di Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor.
SPAM ini akan mengolah air bersih 6.000 liter per detik dari Bendungan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Khusus untuk Kabupaten Bekasi, nantinya pelayanan ditangani Perumda Tirta Bhgasasi. Sasarannya, melayani Kecamatan Setu, Tambun Selatan, dan Tambun Utara meliputi 29 kelurahan dan desa dialokasikan 819 liter per detik melayani sekitar 71.000 pelanggan. (tim media)